Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendadak ramai pemberitaan. Hal ini terkait kasus pemerkosaan gadis inisial RM (13) yang mengiris hati. Dua pelakunya merupakan pelajar SMA inisial RS (15) dan MW (15), sedangkan 1 lainnya remaja putus sekolah inisial IB (16). Miris, perempuan yang masih di bawah umur itu diperkosa secara bergiliran usai pelaku mengancam akan menyebarkan aib korban seperti yang dikutip di detiksulsel. (Kamis, 2/3/2023)
Ketua DPD Wahdah Islamiyah Pinrang, Ustaz Asri Jaya, S.Pd menanggapi berita mengiris hati ini. "Tentu berita ini sangat mengiris hati nurani kita sebagai orang tua, sebagai pendidik, dan secara umum masyarakat," kata Ustaz Asri.
Ustaz yang juga guru di SMPN 2 Pinrang itu kemudian mempertanyakan letak rasa kemanusiaan itu. "Kejadian seperti ini sangat kita sayangkan terjadi, apalagi pelaku dan korban yang notabene masih berstatus sebagai pelajar, kaum terdidik yang secara akal sehat kemanusiaan kita dan rasa kependidikan kita, " kesal Ustaz Asri melalui pesan teks.
Kejadian ini menjadi PR besar bagi dunia pendidikan kita, ada yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Tanggung jawab jawab itu tentu bukan hanya dibebankan pada dunia pendidikan semata, akan tetapi semua pihak, punya tanggung jawab yang besar dalam menyiapkan generasi penerus bangsa, dalam hal ini orang tua dan masyarakat.
Dalam kasus ini, Ustaz Asri memberi solusi problematika berbagai kasus remaja dengan membekali ilmu agama yang baik, salah satunya program belajar agama secara intensif yang telah dilakukan Wahdah Islamiyah.
"Salah satu alternatif pola pembinaan yang bisa menjadi solusi atas problematika remaja kekinian adalah dengan memberi dan membekali mereka dengan dasar agama yang kokoh secara intensif melalui program tarbiyah." solusi Ustaz Asri.
Semoga pemerkosaan yang terjadi di sebuah rumah kosong Desa Mattongang-tongang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang pada Rabu (22/2/2023) lalu menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Laporan: Yusran Medikom DPD Wahdah Pinrang
Editor: Asdar